EDUKASI PEDULI STUNTING PADA REMAJA, CATIN, IBU HAMIL, IBU NIFAS, BADUTA DAN BALITA DI KECAMATAN TANJUNG BERINGIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI, KECAMATAN PADANG HULU KOTA TEBING TINGGI
Keywords:
Stunting, Nifas, Edukasi KesehatanAbstract
Abstract
Masalah Stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam. istilah “Isi piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari – hari. Bagi anak – anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur. Stunting terjadi ketika tinggi badan anak berada di bawah kurva pertumbuhan yang seharusnya. faktor yang bisa meningkatkan risiko stunting, yang paling sering adalah tidak terpenuhinya asupan gizi dalam jangka panjang. Tidak sedikit orang yang menganggap anak yang bertubuh pendek disebabkan karena faktor genetik. Pada kenyataannya, genetika hanya menyumbang sebagian kecil untuk kondisi kesehatan anak. Dengan adanya kegiatan komunitas terkait penyuluhan tentang stunting dan pemberian makanan sehat cegah stunting, kami sebagai tim dosen dan mahasiswa STIKes Darmo berharap dapat menambah pengetahuan masyarakat kelompok remaja, catin, ibu hamil, ibu pasca melahirkan, baduta, balita terkait stunting dan pengolahan makanan sehat cegah stunting. Adapun daerah yang kami jadikan sebagai lahan untuk komunitas terkait penyuluhan tentang stunting dan pemberian makanan sehat cegah stunting ini, yaitu Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Berdagai dan Kecamatan Padang Hulu Kota Tebing Tinggi dengan dasar karena Masyarakat kelompok tersebut masih tinggi Tingkat angkat stunting terutama pada anak dan masih kurangnya kesadaran ibu yang memiliki anak baduta dan balita dalam pengolahan makanan sehat cegah stunting pada anak mereka.
References
Agustina, A. (2020). Faktor-faktor Risiko Kejadian Stunted pada Balita (24-59 bulan) di Wilayah Kerja Puskesmas Sosial Palembang Tahun 2020. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sriwijaya.
Aritonang I. (2021). Menilai Status Gizi untuk Mencapai Sehat Optimal. Leutika. Yogyakarta.
Arnawa, dkk. (2023). Gizi Rumah Tangga dan Pengolahan Makanan. SCPP. Medan.
Astari L D, Nasoetion A, Dwiriani C M. (2022). Hubungan Karakteristik Keluarga, Pola Pengasuhan Dan Kejadian Stunting Anak Usia 6 – 12 Bulan. Media Gizi & Keluarga. 29 (2) : 40 -46.
Cakrawati, Dewi dan Mustika NH. (2021). Bahan Pangan, Gizi dan Kesehatan. Alfabeta. Bandung.
Chaggan, M.K., Broeck, J.V.D., Luabeya, K.K.A., Mpontshane, N., Tucker, K.L., and Bennish, M.L. (2019). Effect of Micronutrient Supplementation on Diarrhoeal Disease among Stunted Childreen in Rural South Africa. European Journal Clinical. 63 : 850-857.
Eveline dan Nanang. (2020). Panduan Pintar Merawat Bayi dan Balita. Jakarta : PT.Wahyu Media.
Hanum F, Khomsan A, Heryanto Y. (2022). Hubungan Asupan Gizi dan Tinggi Badan Ibu Dengan Status Gizi Anak Balita. Jurnal Gizi dan Pangan. 9(1) : 1 – 6.
Kemenkes. (2020). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:2005/MENKES/SK/XII/20 tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Direktorat Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : 4.
Kuku KE & Nuryanto. (2021). Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Anak Usia 2 – 3 Tahun Di Kecamatan Semarang Timur. Journal Of Nutrition College. 2(4) : 523 – 530.
Nadiyah, Briawan D, Martianto D. (2023). Faktor Risiko Anak Stunting Pada Anak Usia 0 – 23 Bulan Di Provinsi Bali, Jawa Barat, Dan Nusa Tenggara Timur. Jurnal Gizi dan Pangan. 9(2) : 125 – 132.
Rahayu, LS. (2020). Hubungan Tinggi Badan Orang Tua Dengan Status Kejadian Stunting Usia 6 -12 Bulan Sampai 3 – 4 Tahun. Tesis. Program Pasca sarjana Universitas Gajah Mada. Yogyakarta.
Sartono. (2023). Hubungan Kurang Energi Kronis Ibu Hamil Dengan Kejadian Stunting Pada Anak Usia 6 – 24 Bulan Di Kota Yogyakarta. Tesis. Universitas Gajah Mada. Yogyakarta