PEMBERDAYAAN IBU DAN ANAK: KUNCI SUKSES DALAM PENCEGAHAN STUNTING DI KELURAHAN PINTUSONA KABUPATEN SAMOSIR TAHUN 2024
Keywords:
Stunting, BalitaAbstract
Stunting (kerdil/pendek) merupakan keadaan balita yang mana situasi ini didapat dari mengukur panjang badan atau tinggi badan berdasarkan umur anak yang hasilnya (< - 2 SD) dari standar pertumbuhan anak World Health Organization (WHO). Masa depan anak yang mengalami stunting akan kesulitan untuk mencapai perkembangan fisik yang optimal begitu juga dengan perkembangan kognitifnya. Penyebab dari stunting bisa berasal dari faktor sosial ekonomi, kurangnya asupan gizi pada ibu hamil, kondisi sanitasi lingkungan, infeksi yang dialami bayi ataupun ibu saat hamil dan masih banyak faktor lainnya (Kementerian Kesehatan RI, 2018). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi kejadian stunting adalah dengan melakukan penyuluhan tentang stunting kepada ibu-ibu hamil dan memiliki balita. Kegiatan penyuluhan ini dilakukan melalui ceramah, tanya jawab dan pre test dan post test. Kegiatan ini dilakukan selama dua hari. Adapun target dari pelaksanaan pendidikan kesehatan pencegahan stunting pada bayi ini diharapkan sasaran mampu memahami pentingnya mencegah kejadian stunting pada bayi di Kelurahan Pintusona Kabupaten Samosir Tahun 2024.
References
Fikawati, S. & Syafiq, A. 2014. Konsumsi kalsium pada remaja. Dalam Gizi dan kesehatan masyarakat (h. 169 – 191). Jakarta: Rajawali Pers.
Kementerian Kesehatan RI. (2011). Situasi Diare di Indonesia. Diakses dari https://www.kemkes.go.id/download.php?file=download/pusdatin/buletin/ buletin-diare.pdf
Kementerian Kesehatan RI. (2018). Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia. Diakses dari https://www.kemkes.go.id
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2021. Diakses dari http://www.kemkes.go.id/article/view/21093000001/laporan-nasional-riskesdas-2021.html.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1995 Tahun 2010 Tentang Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak.
Manggala, A. K., K. W. Kenwa, M. M. Kenwa, A. A. Sakti dan A. A. Sawitri 2018. Risk Factors of Stunting in Children Aged 24-59 Months. Paediatrica Indonesiana, 58 (5): 205–212
Pardede, Andi R. (2017). Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian Stunting pada balita Umur 24 –59 bulan di Kecamatan Muara Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara Tahun 2017 (Tesis, Universitas Sumatera Utara). Diakses dari http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/20045.
Rahmawati, V. E., E. P. Pamungkasari, dan B. Murti 2018. Determinants of Stunting and Child Development in Jombang District. Journal of Maternal and Child Health, 3(1): 68–80.
Wanimbo, E. dan M. Watiningsih. 2020. Hubungan Karakteristik Ibu dengan Kejadian Stunting Baduta (7-24 Bulan). Jurnal Manajemen Kesehatan Yayasan RS Dr. Soetomo, 6 (1): 83–93
World Health Organization. (2018). Child Stunting Data Visualization Dashboard. Diakses dari http://apps.who.int/gho/data/node.sdg.2-2-viz-1?lang=en
World Health Organization. (2018). Global Nutrition Report. Diakses dari https://www.who.int/nutrition/globalnutritionreport/2018_Global_Nutritio n_Report.pdf?ua=1